Seputar Peluang Usaha Terbaru: Bahasa Indonesia

Download Free Android Apps

Label 1

Ads 728x90

Diberdayakan oleh Blogger.

Labels

Featured Games
Cookie Consent

We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.

404Something Wrong!

The page you've requested can't be found. Why don't you browse around?

Take me back
Featured Apps

Labels

APMODY

Mauris lacus dolor, ultricies vel sodales ac, egestas vel eros.

Popular Posts

Ad Space 300x250
Buy Now
Responsive Adsense Ad Here
Buy Now
APMODY: the best blogger template for posting apps as well as articles in one blog.. Get now!

Popular Posts

Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan
Contoh Teks Negosiasi beserta Strukturnya
Mei 14, 2019
Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

Di postingan ini saya akan berikan contoh teks negosiasi konflik dan teks negosiasi kerjasama. Silahkan dipelajari dengan baik dan jangan lupa like blognya. Negosiasi adalah salah satu kemampuan komunikasi yang sangat penting di era global saat ini jadi kamu wajib menguasai teknik penyampaiannya. Banyak orang gagal deal karena proses negosiasi yang kurang baik sehingga tidak terjadi kesepakatan.

1. Teks Negosiasi Pemecahan Konflik
a. Pembukaan
Para  siswa  heboh  karena  mendengar  pengumuman  bahwa  uang  iuran  PHBN  (Perayaan  Hari  Besar  Nasional)  sebesar  Rp100.000,00  per  siswa.  Salah  seorang siswa, Dimas, memberanikan diri untuk menghadap waka kesiswaan perihal siswa yang tidak setuju dengan nominal iuran PHBN tersebut.
Wakil siswa           : “Selamat pagi, Pak!”
Waka kesiswaan    :  “Selamat pagi, silakan duduk!”
Wakil siswa           :  “Terima kasih, Pak.”
Waka kesiswaan    :  “Ada apa ini? Sepertinya ada hal yang penting?”
Wakil siswa           :  “Iya, Pak. Ini mengenai iuran PHBN.”

b. Penyampaian Materi
Waka kesiswaan    :  “Ada apa dengan iuran PHBN?”
Wakil siswa           :  “Kami     merasa     keberatan     Pak     dengan     iuran     sebesar Rp100.000,00. Kami ingin meminta keringanan biaya, Pak.”
Waka kesiswaan    : ”Begini Dimas, dari pihak guru, kepala sekolah, dan jajarannya sudah  merapatkan  hal  ini.  Jadi,  sepertinya  tidak  mungkin untuk diturunkan.”
Contoh teks negosiasi
c. Tawar Menawar dan Penyelesaian Masalah
Wakil siswa            : “Apa benar-benar tidak bisa turun, Pak? Kasihan teman-teman yang  mempunyai  adik  yang  berada  di  bangku  SMP  dan  SD. Orang tua mereka harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya saat PHBN. Kami harap iuran dapat diturunkan menjadi Rp60.000,00.”
Waka kesiswaan      :  “Kalau  Rp60.000,00  kurang,  Dimas.  Dalam  PHBN  nanti,  kita membutuhkan  dana  sekitar  Rp80.000.000,00.  Dari  sekolah dan  guru  sudah  terkumpul  uang  sebesar  Rp21.000.000,00 maka  dengan  679  siswa  akan  didapat    Rp67.900.000,00.  Jika iuran  Rp60.000,00  nanti  hanya  didapat  Rp40.740.000,00.  Itu kurang sekali dari kebutuhan sekolah kita.”
Wakil siswa             :  “Mohon   diturunkan,   Pak.   Kami   akan   membantu   dalam pembuatan  maskot,  persiapan-persiapan,  dan  lain-lain  yang penting iurannya bisa turun.”
Waka kesiswaan      :  “Baiklah,  saya  akan  mengusulkan  Rp75.000,00,  tapi  kamu  harus   mengoordinasikan   teman-teman   untuk   membantu persiapan–persiapan sekolah."

d. Penutup
Wakil siswa            :  “Baik Pak, akan saya lakukan. Terima kasih, Pak.  Selamat pagi.”
Waka kesiswaan     : “Ya, sama–sama. Selamat pagi.”

2. Teks Negosiasi Kerjasama
a. Pembukaan
Pihak bank          :    “Selamat siang, Pak. Silakan duduk!”
Pengusaha           :    “Selamat siang. Ya, terima kasih.”(Pengusaha lalu duduk)
b. Pengajuan
Pengusaha          :    “Begini, Bu. Saya mempunyai usaha furnitur. Saya ingin mengajukan proposal peminjaman uang.”
Pihak bank         :     “Bisa saya lihat proposalnya”
Pengusaha          :     “Silakan, Bu!” (Pihak bank membaca dan mempelajari proposal)
c. Penawaran
Pengusaha          :  “Usaha  ini  sudah  turun-temurun  dari  kakek  saya.  Saya  berencana memperluas   penjualan   sampai   luar   negeri.   Karena   sudah   ada permintaan dari luar negeri.”
Pihak Bank         :  “Begini,  Pak.  Untuk  proposal  ini  tidak  ada  masalah,  cuma  untuk Rp800.000.000,00  kami  dari  pihak  bank  tidak  bisa  memenuhinya. Pihak  bank  hanya  sanggup  memenuhi  Rp500.000.000,00  dengan bunga 5%.”
Pengusaha          :  “Tidak bisa tambah, Bu? Saya yakin usaha ini akan sangat sukses.”
Pihak Bank        :  “Mungkin jika tambah sedikit bisa.”
Pengusaha          :  “Jika Rp700.000.000,00 bagaimana, Bu?”
Pihak Bank         : “Maaf  Pak,  kami   maksimal     hanya   mampu   menyediakan  Rp650.000.000,00.”       
d. Persetujuan
Pengusaha          : “Baiklah, Bu, Rp650.000.000,00 tidak apa-apa.”
Pihak Bank         :  “Silakan Pak menunggu sebentar.”(Pengusaha menunggu beberapa menit)
e. Penutup
Pihak Bank         : “Ini  Pak  uangnya  Rp650.000.000,00  dengan  bunga  5  %.  Silakan dihitung.”
Pengusaha           :  “Iya, Mbak. Terima kasih. Selamat siang.”
Pihak Bank         :  “Selamat siang.”
Sumber https://geograph88.blogspot.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

8 Unsur Kebahasaan Teks Negosiasi
Mei 13, 2019
Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

Teman-teman pernah jadi marketing gak?. Kalau pernah pasti akan sering menggunakan teks negosisasi bukan?. Kita harus pandai mengolah kata-kata saat akan bernegosiasi dengan orang lain atau customer agar bisa menghasilkan closing alias goal. Teks negosisasi mengandung 8 unsur di dalamnya sebagai berikut.
 Unsur Kebahasaan Teks Negosiasi
1. Partisipan
Partisipan  adalah  pelaku  atau  negosiator  (penutur  dan  mitra  tutur).  Pihak-pihak  yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Sebagai contoh penjual dan pembeli, pengusaha dan  pihak  bank.  Perwakilan  karyawan  dan  utusan  perusahaan.  Dalam  teks  negosiasi, partisipan dibatasi dengan tanda titik dua,  (teks dialog). Mereka menggunakan kata sapaan, seperti bapak, ibu, mbak, mas, dan lain-lain.

2. Bahasa Santun
Teks  negosiasi  merupakan  teks  untuk  menghasilkan  kesepakatan.  Jadi,  bahasa  yang digunakan  adalah  bahasa  yang  santun,  yakni  bahasa  yang  bersifat  positif  dan  tidak menyinggung  perasaan.  Sebagai  contoh  memberikan  salam,  menggunakan  sapaan  yang sesuai dengan usia dan jabatan, dan menolak dengan kata-kata tidak kasar.

3. Pasangan Tuturan
Teks  negosiasi  berupa  tuturan  langsung  antara  negosiator.  Tuturan  langsung  itu  berupa tanya dan jawab antara penutur dengan mitra tutur. Misalnya:
a. mengucapkan salam—membalas salam/diam;
b. bertanya—menjawab/tidak menjawab;
c. meminta—memenuhi/menolak permintaan;
d. menawarkan—menerima/menolak tawaran;
e. mengusulkan—menerima/menolak usulan.

Contoh teks negosiasi:
•Wakil siswa      :  “Selamat pagi, Pak!” [mengucapkan salam]
Waka kesiswaan :  “Selamat pagi, silakan duduk!” [menjawab salam][mempersilakan duduk]
Wakil siswa          :  “Terima kasih, Pak.” [mengucapkan terima kasih lalu duduk]
•Penjual  :  “Mau beli apa, Mas?” [bertanya]
Anton    :  “Ini Mbak mau beli kerudung untuk ibu saya.” [menjawab]
•Anton   :  “Wah, kok mahal, Mbak? Rp30.000,00 tidak boleh?” [meminta]
Penjual :  “Tidak boleh Mas, itu bahannya bagus soalnya.” [menolak permintaan]

4. Kalimat Persuasif
Negosiasi dilakukan dengan cara persuasi sehingga dalam teks negosiasi terdapat kalimat persuasif. Dalam teks negosiasi, kalimat ini diperlukan untuk mencapai tujuan kesepakatan. Contoh:
•“Mohon diturunkan, Pak. Kami akan membantu dalam pembuatan maskot, persiapan-persiapan dan lain-lain yang penting iurannya bisa turun.”
•“Iya, Mas, cocok kalau dipakai sama ibu Mas.”
•“Tidak bisa tambah, Mbak? Saya yakin usaha ini akan sangat sukses.

5. Kalimat Deklaratif
Dalam  teks  negosiasi,  kalimat  deklaratif  diperlukan  untuk  menginformasikan  keinginan partisipan. Tujuannya agar partisipan lain mengerti tentang hal yang sedang dinegosiasikan.Contoh:
•“Kami merasa keberatan Pak dengan iuran sebesar Rp100.000,00. Kami ingin meminta keringanan biaya, Pak.”
•“Begini,  Pak.  Untuk  proposal  ini  tidak  ada  masalah,  cuma  untuk  Rp800.000.000,00 kami dari pihak bank tidak bisa memenuhinya. Pihak bank hanya sanggup memenuhi Rp500.000.000,00 dengan bunga 5%.”

6. Kalimat Interogatif
Dalam teks negosiasi, kalimat interogatif diperlukan untuk menanyakan informasi tentang hal yang sedang dinegosiasikan. Contoh:
•“Ada apa dengan iuran PHBN?”
•“Mau beli apa, Mas?”
•“Ini berapa, Mbak?”

7. Ungkapan Kesepakatan
Ungkapan  kesepakatan  adalah  kata  atau  kalimat  yang  mengungkapkan  makna  bahwa permasalahan negosiasi telah selesai dan keduanya mencapai tujuan yang sama.Contoh:
•“Ya sudah, Mbak Rp45.000,00, saya ambil yang ini.”
•“Baiklah, Bu Rp650.000.000,00 tidak apa-apa.”
•“Baiklah  saya  akan  mengusulkan  Rp75.000,00,  tapi  kamu  harus  mengoordinasikan teman-teman untuk membantu persiapan–persiapan sekolah.

8. Unsur Kebahasaan Lainnya 
Unsur  kebahasan  lainnya  adalah  kalimat  langsung,  kata  sapaan,  ucapan  salam,  dan pronomia persona. Gambar: disini
Sumber https://geograph88.blogspot.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Label 2

Ads 728x90